Mengatasi Puting Lecet saat Menyusui

19 Oct

Puting lecet adalah salah satu masalah umum yang dihadapi ibu menyusui, terutama dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Breastfeeding Medicine, sekitar 80-90% ibu menyusui mengalami nyeri puting, dengan 26% mengalami puting lecet atau retak (Vieira et al., 2013). Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan dan bahkan mempengaruhi keberhasilan menyusui jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab utama puting lecet sering kali adalah perlekatan (latch) yang tidak tepat saat menyusui. The International Breastfeeding Centre menegaskan bahwa perlekatan yang benar melibatkan bayi mengambil sebagian besar areola ke dalam mulutnya, bukan hanya puting (Newman, 2018). Posisi menyusui yang tidak tepat juga dapat berkontribusi pada masalah ini. La Leche League International merekomendasikan beberapa posisi menyusui yang dapat membantu mencegah dan mengurangi nyeri puting, termasuk posisi "laid-back breastfeeding" yang memanfaatkan gravitasi untuk membantu perlekatan yang lebih baik (LLLI, 2021).

Perawatan puting yang tepat juga penting dalam mencegah dan mengatasi puting lecet. The Academy of Breastfeeding Medicine merekomendasikan untuk membiarkan puting kering setelah menyusui dan menghindari penggunaan sabun atau produk pembersih lainnya pada puting (ABM Protocol Committee, 2014). Penggunaan krim lanolin yang aman untuk bayi atau minyak kelapa murni dapat membantu meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews menunjukkan bahwa bukti efektivitas intervensi topikal untuk nyeri puting masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut (Dennis et al., 2014).

Jika puting lecet disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, atau demam, konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sangat disarankan. Sebuah studi di Journal of Human Lactation menemukan bahwa infeksi Candida (thrush) dapat menjadi penyebab nyeri puting yang persisten (Amir et al., 2013). Dalam kasus seperti ini, pengobatan antijamur mungkin diperlukan.

Dukungan dan edukasi yang tepat sangat penting dalam mengatasi masalah puting lecet. Penelitian yang dipublikasikan dalam journal Midwifery menunjukkan bahwa konseling laktasi yang intensif dapat secara signifikan mengurangi kejadian dan keparahan nyeri puting (Ekström et al., 2012). Oleh karena itu, konsultasi dengan konselor laktasi bersertifikat atau tenaga kesehatan yang berpengalaman dalam manajemen laktasi sangat dianjurkan bagi ibu yang mengalami kesulitan menyusui.

 

Meskipun puting lecet dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan, penting untuk diingat bahwa kondisi ini umumnya dapat diatasi dengan penanganan yang tepat. The World Health Organization menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan untuk ibu menyusui, terutama dalam menghadapi tantangan awal seperti puting lecet (WHO, 2020). Dengan kombinasi teknik menyusui yang benar, perawatan yang tepat, dan dukungan profesional, sebagian besar ibu dapat mengatasi masalah ini dan melanjutkan perjalanan menyusui mereka dengan sukses.